Oleh: Ahmad Fahrur Rozi
Saya begitu terngiang ketika membaca serangkaian ulasan berita tentang bagaimana siksaan yang dialami oleh saudara-saudara kita pejuang syariah&khilafah di Uzbekistan; puluhan ribu syabab hizbut-tahrir disana berdakwah di bawah bayang-bayang moncong AK-47, bahkan setidaknya ada 8.000 syabab yang dijebloskan dan disiksa secara brutal di penjara.
Memang Tidak ada kata mudah dalam kamus perjuangan. Yang banyak tertulis justru pengorbanan, cobaan, bahkan siksaan. Hal ini dirasakan oleh ribuan orang yang berujung mati syahid ketika teguh berjuang. Diantaranya seorang syabab muda seumuran saya....
“Mrzaiev ABDUL AZIZ, oleh rezim Karimov dikembalikan kepada keluarganya dengan keadaan kepalanya pecah, matanya keluar dari tempatnya, lehernya dijahit hingga belakang kepala, dadanya dijahit mulai dari pusar sampai ke dagunya...”
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepada kamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang beriman bersamanya: “Kapan datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (TQS. Al Baqarah : 214)
***
Dlm waktu yg tidak lama lagi, dengan diberlakukannya beberapa undang-undang represif, semisal UU Ormas dan UU Kamnas, bisa jadi, kita para aktivis di negeri ini akan bernasib sama sebagaimana saudara-saudara kita di Uzbekistan sana. Penguasa antek penjajah yang begitu membenci dakwah dan aktivis dakwah, akan menggunakan segala daya upaya; mulai intimidasi, penangkapan dan penyiksaan, bahkan sampai memutilasi.
Membandingkan kondisi sekarang dengan proyeksi dimasa mendatang, Saya jadi sering termenung....
“ya Alloh...ampuni hamba-Mu ini yang suka berleha-leha dalam dakwah ketika waktu lapang, lantas kemudian merasa ngeri dengan siksaan perjuangan di masa yg akan datang...
Kondisi nyaman (comfortable zone) sering kali membuat manusia lalai dan lupa, termasuk aktivis dakwah yg lalai dan lupa akan kondisi yang jauh lebih tragis daripada siksaan fisik, kondisi yang menjadi ketakutan seorang pemberani sekelas UMAR Ra,
“...yang aku takutkan bukanlah kekuatan dan keganasan musuh kalian, akan tetapi jauhnya kalian dari pertolongan Alloh dikarenakan maksiat yang kalian lakukan..!”
Renungan untuk saya, meratapi kondisi diri yang belum optimal dalam berjuang...kau begitu berapi-api mengejar dunia...tapi bermalas-malasan mengejar surga...Astagfirullohal'adzhim...
Mari kita jauhi maksiat, khususnya maksiat malas dalam dakwah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar